Cerita Empat Bulan

Semenjak menginjakkan kaki di kantor baru ini, saya jadi malas menulis di WP. Mungkin karena berbanding lurus dengan malasnya saya membaca.

Entahlah, setiap kali pulang, rasanya hanya ingin memeluk guling dan tidur. Kemudian bangun keesokan paginya dan berangkat lagi ke kantor. Begitu setiap hari senin hingga jumat. Karena terjebak rutinitas itu, setiap ada hari libur saya habiskan main di luar, jalan-jalan ke kota lain atau hanya keliling-keliling ibukota. Kadang pula dihabiskan berorganisasi dan bertemu teman-teman. Habislah waktu saya setiap hari. Tidak sempat nge-WP. Jangankan nulis di WP, baca buku saja mulai jarang.

Gini ya rasanya kalau udah jadi orang dewasa, dihabisi oleh waktu. Saya berasa tua lebih cepat. Haha…

Saya bukan tak menikmati di kantor baru ini yang sudah empat bulan menjadi tempat bernaung saya. Menikmati banget malahan. Hanya saja, kadang saya rindu untuk bisa bebas seperti zaman nganggur dulu. #ehh 😀

Tapi mungkin ini tantangan dari Tuhan untuk saya, belajar bagaimana mengatur waktu…

Okelah, saya mulai bertekad harus menyempatkan diri untuk nge-WP. Mulai dari hari ini, mulai menulis kembali.

Sebaiknya dimulai dari menulis hal-hal menarik di kantor selama empat bulan menghilang dari WP ini. 🙂

****

Tapi, apa yang menarik ya? Haha…

Pertama, saya baru tahu kalau di kantor ada perpustakaan yang nyamannya minta ampun. Kalau lagi suntuk bisa datang ke sini dan tidur, eh, maksudnya istirahat. Tapi sayang bukunya tidak selengkap yang saya perkirakan. Tapi semoga saja lambat laun ada perbaikan sehingga tidak hanya nyaman, bukunya juga lengkap.

Kedua, ada masjid yang juga sama nyaman dan dinginnya. Jangan sekali-kali sholat di sebelah AC-nya kalau nggak mau menggigil kedinginan. Dan juga di masjid inilah banyak kajian. Lumayanlah menambah ilmu agama di tengah penatnya kehidupan.

Lalu, di kantor juga sering ada acara, entah itu bazar, pameran, seminar, bedah buku, atau bahkan pentas seni.

Pernah suatu saat dipaksa oleh Ibu bos buat ikutan jadi grup vokal direktorat saya. Waktu itu yang berhasil dipaksa hanya tujuh orang. Sudah cuman bertujuh, waktu latihan juga mepet, dan kemampuan yang berbeda-beda, jadilah penampilan direktorat kami seperti apa adanya. Padahal direktorat lain personilnya ramai-ramai bahkan sampai satu direktorat diikutkan. Ada juga yang bahkan mengundang pelatih dari Twilight dan Purwacaraka.

Matilah kita di panggung saat itu yang disaksikan banyak orang dan beberapa direktur. Haha… Tapi, walau tidak menang, setidaknya kami menikmati kebersamaan dan baju batik gratisnya #ehh

Kemudian, berkat kantor pula saya bisa menikmati rafting sungguhan di sungai. Saya pernah sih, naik perahu karet, tapi itu saat banjir dulu. Haha…

Yah, tapi kantor juga yang masih memberi ruang saya untuk menikmati masa muda dengan karokean dan main kartu uno. 😀

Memang sih, selain hal-hal menyenangkan, ada juga hal tidak menyenangkannya, tapi kan kita selalu berusaha “love our work and work our love”

Okelah sekian untuk sekarang, mungkin lain kali bisa ditulis hal lain 😀

Oh ya, sempat alay juga sih di kantor. Hehe 😀

35 thoughts on “Cerita Empat Bulan

      1. Betul. Kira-kira penjelasannya begini:
        “Bila tidak ada gaya dari luar terhadap benda tersebut, maka benda tersebut akan mempertahankan sikap diamnya. Kemudian kalau diberikan gaya dari luar, benda tersebut akan mempertahankan kecepatannya beberapa saat meskipun gaya tersebut dihentikan.”

        Video Simulasi / Percobaan

        “Gaya dari luar” itu bisa dianalogikan sbg semangat atau motivasi.

      1. Iya. Pernah. PP I minta dibuatin aplikasi dan udah dibuatin simulasinya. Udah dicoba blm? Kalau sudah OK mau diinstall di PP I. Ada yah pas waktu itu?

  1. Entahlah, setiap kali pulang, rasanya hanya ingin memeluk guling dan tidur. Kemudian bangun keesokan paginya dan berangkat lagi ke kantor. Begitu setiap hari senin hingga jumat. << hidupmu terlalu mainstream, Kisanak! :9

  2. horeeeee elam.. welcome to the juggle deh.. setidaknya walo jarang ngewipi masih bisa menikmati hidup.. keren ya perpus dan mesjidnya dan dapat batik gratis juga rafting.. jadi bisa bikin cerita nih.. semoga ga bosen ya.. itu keren tuh foto selfie sejuta umat di toilet..

Leave a reply to liamarta Cancel reply